Beda,Diatasi Presiden Prabowo AS Inves,Gak Ngira India Japan Dll Buat RI Tarif Bs Nol|TKDN Data Klir

Beda,Diatasi Presiden Prabowo AS Inves,Gak Ngira India Japan Dll Buat RI Tarif Bs Nol|TKDN Data Klir

Five minutes. Who pays tariffs? Sorry.
Well, there who pays tariffs? Mr. Secretary, please.
The question is very simply. Who pays tariffs? Mr. Chairman, I’d like him to
answer that question. Uh well, he wants to answer other questions.
Well, Congressman, if the Congressman, if the exporters,
the uh dislike terrorists so much, the why wouldn’t they if I think what you’re
trying to get me to say, did you remember the question? I’m not
sure you did. Who pays tariffs? That they It’s a very complicated
question. Reclaiming my time. People pay tariffs,
right? I’m reclaiming my time, Mr. Secretary. Reclaiming my time, Mr.
Secretary. Reclaiming my time. You clearly aren’t going to answer. I’m not
going to waste my time. You having you go uh uh. Mr. Secretary, reclaiming Mr.
Chairman. I asked reclaiming my time. So, I’ll ask one more time. Who pays
tariffs? The history would show that it is a
complicated mix of who pays the tariffs over various times.
So that’s exactly the problem. If you’re answer and you are a very educated
person, you’re a very impressive bio, cannot answer the question, who pays
tariffs because you won’t answer that and you say it’s a complicated issue.
It’s not complicated. Consumers pay Trump’s terah itu tadi sebuah cuplikan,
Teman-teman, dari Menteri Keuangan Amerika Serikat yaitu Scott Bason,
Teman-teman. di mana dia sendiri tuh enggak bisa menjawab teman-teman siapa
yang akan menanggung beban dari tarif yang akan diimpus oleh Trump.
Teman-teman pada faktanya memang akhirnya masyarakat AS sendiri yang akan
memikul beban tarif itu, Teman-em. Duplikan tersebut juga untuk melengkapi
teman-teman analisa kita kemarin memang Scopel sendiri sampai gagap teman-teman
enggak bisa jawab. Itu faktanya di Kongres AS itu kejadiannya ya
teman-teman. Kita sekarang mulai pada topik kita hari ini di mana perlakuan
yang cukup beda ya. Ini untungnya Presiden Prabowo melakukan pickp ya
teman-teman. Jadi Presiden Prabowo ini tidak terpaku pada satu sudut dalam
pergaulan internasionalnya teman-tem di bawah Presiden Prabowo ya
teman-teman. Kemudian dia juga berusaha untuk masuk OECD. Terakhir beliau
sebagai panglima perang dagang RI teman-teman itu turun gunung
menyelesaikan negosiasi dengan Trump. which is ini sangat berbeda hasilnya
dengan negeri lain, Teman-teman. Di mana negeri lain itu sangat-sangat
memprihatinkan. Satu contoh, Teman-teman, Jepang. Yes, Jepang memang
turun 10 digit, tapi apa yang dipalakkan kepada Jepang itu luar biasa beratnya,
Teman-teman. Karena Jepang mungkin sudah overcfidence ya. Karena selama ini kan
menjadi Ali daripada US. Yang menjadi masalah bagi Jepang adalah dia harus
investasi bilionbil ratusan biliun dolar teman-teman ke US. itu merupakan satu
pukulan telak sejatinya. Kenapa Jepang itu sejatinya tahu AS itu upahnya tidak
murah, Teman-teman? Dan itu satu ya bisa dikatakan bisnis model yang keliru.
Karena itu Jepang tuh lebih suka investasi ke RI misalkan. Jadi banyak
pabrik-pabrik otomotif Jepang masuk ke RI karena upah di RI itu masih
terjangkau, masih reliabel dan itu bisa menghasilkan ee apa istilahnya
pengurangan harga untuk bersaing dengan China segala macam. Untuk urusan
kompetisi, Jepang akan kalah kalau dia investasi ke US. Dan ini bedanya dengan
RI, Teman-teman. Di tangan Presiden Prabowo, AS yang langka banget mau
investasi real di RI, Teman-teman. Itu sekarang ngiler pengin ikut-ikutan China
masuk ke hilirisasi mineral RI. Sepertinya Trump jadi ngiler ketika EU
melalui Aram siap-siap menggarap mineral kritis RI yang selama ini dijual
mentahan atau ore. Nah, rencananya kerja sama ini nanti melibatkan danantara.
Tujuannya ya itu tadi, Teman-teman, membangun hilirisasi mineral RI. Kalau
Eropa dan Ais ini masuk, Teman-teman, itu bisa memboster lapangan kerja RI.
Dan selanjutnya juga eh sudah ada pembicaraan antara Danantara dengan
Development Finance Corporations untuk membiayai investasi ekosistem di bidang
mineral crisis. Artinya Indonesia terbuka terhadap investasi karena ee
investasi dari manaun itu kita terbuka termasuk dari Amerika Serikat dan itu
juga kemarin yang diminta oleh IU di mana IU juga mendapatkan ee akses
melalui perusahaan yang dimiliki oleh pemerintah ee Prancis misalnya seperti
ERAMET itu sama dengan seperti Amerika dengan Freeport-nya. E di saat yang sama
Amerika Serikat juga komit untuk invest di Indonesia.
Seperti contohnya Exon Mobil, dia sedang berbicara dengan Indonesia untuk
membangun carbon captured and storage nilainya 10 miliar dolar. Kemudian tadi
saya sudah sampaikan Oracle masih eh berbicara untuk investasi di sekitar 6
miliar US Dollar. Microsoft juga akan membangun infrastruktur cloud dan AI
nilainya juga 1,7 miliar dolar. Kemudian ee Amazon akan memperkuat
pengembangan AI dan cloud juga besarnya 5 miliar dolar. General Electric dari G
Healthcare itu bekerja sama dengan Kalbe akan membuat eh city scan pertama
pabriknya di Jawa Barat ee tahap awal akan invest miliar. Sehingga ee apa yang
dilakukan pemerintah dengan ee kerja sama dengan Amerika adalah menjaga
keseimbangan ee internal dan eksternal. Mengejutkannya lagi Trump mau turunkan
tarif sampai nol, Teman-teman. Gara-gara strategi pigp Presiden Prabowo ini.
Bayangkan saja Presiden Filipina sampai ke Washington, Teman-teman, nemuin
Trump. Itu pun cuma diberi korting tarif 1% dari 20 jadi 19. Itu pun Filipina
diminta membuka total pasarnya dengan tarif 0%. buat AS dan harus belanja juga
produk-produk AS. Indonesia akan diberikan juga tarif yang lebih rendah
19% untuk beberapa komoditas.
Nah, yang dikatakan adalah komunitas sumber daya alam yang tidak diproduksi
oleh Amerika Serikat seperti kelapa sawit, kopi, kakau, produk Argo, Agro ee
dan juga ee produk mineral lainnya termasuk juga komponen pesawat terbang
dan juga ee komponen daripada produk industri di kawasan industri tertentu
seperti di free trade zone. Jadi itu sedang dalam pembahasan dan itu
dimungkinkan ee lebih dari 19% ee lebih rendah dari 19%
dan dimungkinkan mendekati 0%. Seperti kita ketahui bersama bahwa
Amerika juga melihat bahwa Eropa memberikan kita CPO 0% dalam IUPA. Jadi
ee beberapa itu menjadi juga menjadi ee benchmark. Nah, sedangkan Jepang itu
harus investasi. investasi ini berat loh, Teman-teman. Karena apa? Kalau
orang membeli itu kan biasanya ya mungkin dalam waktu setahun, 2 tahun
bisa berubah, Teman-teman, bisa berkurang dan segala macam. Artinya
masih bisa ada negosiasi ulang di fther day ya, dalam masa depan itu masih bisa
ada perubahan, Teman-teman. Tapi kalau sudah investasi, Teman-teman, duitnya
nancep di situ di AS ya otomatis akan sulit teman-teman ke depannya nyantol
istilahnya. Kemudian Jepang juga harus membuka pasar dia sama kayak RI ya
disuruh buka total teman-teman 0% enggak ada tarif segala macam. Dan yang paling
memusingkan lagi adalah AS dibukakan keran untuk ekspor beras dari AS ke
Jepang, Teman-teman. Ini which is ini sudah waduh padahal Jepang itu,
Teman-teman, punya budaya. Ini masalah budaya teman-teman ya. Di mana Jepang
itu menghargai budaya beras, Teman-teman. Mereka selektif segala
macam, ketat segala macam terkait beras. Nah, ini akhirnya diserang oleh Trump,
diacak-acak gitu ya. Nah, otomatis itu pemalakan yang cukup keras dari Trump
untuk Jepang sebetulnya teman-teman. Yang kedua, India teman-teman. India ini
saat ini sudah diinp sekitar 27% atau 25 ya, Teman-teman.
Dan dia sekarang itu diade lagi, Teman-teman. Dikenakan tambahan sekitar
50% teman-teman yang akan berlaku 50 hari lagi. Karena India ini termasuk
yang dianggap membeli minyak-minyak dari Rasia teman-teman. Which is ini
sebetulnya kalau secara aturan memang diskriminatif, Teman-teman. Jadi
diterapkan yang namanya sanksi sekunder untuk India sama Brazil, Teman-teman.
Brazil ini sanksi biasanya istilahnya tarifnya aja itu sudah kena 50% impos
dari Trump, Teman-teman. Karena apa? Brazil itu persoalannya adalah persoalan
politik, Teman-teman, geopolitik. Jadi, Trump ini dekat dengan mantan Presiden
Bolsonaro, Presiden Brazil yang lama, Teman-teman. Presiden Lula ini juga
presiden Brazil yang lama. Jadi dua-duanya ini mantan presiden
mencalonkan teman-teman dan menang Presiden Lula. Itu sempat terjadi rayot
dan kemudian si Trump ini enggak terima karena temannya kalah diimpus. Ya enggak
enggak. Ini kan sangat subjektif teman-teman. Dampaknya apa? Ya
sebetulnya konsumer AS lagi teman-teman ujung-ujungnya ke situ. Konsumer AS
masyarakat AS yang men yang akan menanggung itu. Buktinya apa,
Teman-teman? Ini ini namanya customer price index, Teman-teman. ya mengukur
bagaimana semakin hari itu semakin naik dia, Teman-teman. Terutama pada saat
Trump ini datang dan mengimpos tarif-tarifnya. Jadi semakin hari dia
semakin naik. Ini menunjukkan bahwa beban konsumen Amerika Serikat semakin
tinggi, Teman-teman. Dan melonjak drastis. Tidak hanya sumer price index,
Teman-teman. Teman-teman bisa cek lagi ini namanya PPI, producer price index.
Jadi producer price index itu adalah beban yang harus dikeluarkan oleh
produser, Teman-teman. Pabrik-pabrik Amerika Serikat, industri Amerika
Serikat. untuk membiayai proses produksinya itu
semakin hari semakin naik. Kenapa bisa begini tadi, Teman-teman? Karena tarif
itu semakin dihambat bahan baku masuk ke AS ya semakin mereka runyem,
Teman-teman. Apalagi industri di AS itu terbiasa istilahnya hidup enak,
Teman-teman. Nah, di tengah jalan ada yang membuat kita semuanya terkejut di
mana Gedung putih merilis masuknya soal TKDN dan data pribadi yang sebelumnya
enggak pernah disebut-sebut oleh kedua pemimpin pada saat mereka berdua.
melakukan press rilis, Teman-teman. Terus terang, Teman-teman, kita semua
kaget. Semua orang mungkin pasti kaget loh, kok ada data pribadi, kok ada TKDN
dan segala macam, which is ini berbahaya dong. Meskipun meskipun dalam tanda
kutip ya, Teman-teman, namanya data pribadi ya bukan hanya RI, Teman-teman,
banyak di negara-negara global S, negara-negara pramaju ya, negara-negara
berkembang itu data pribadinya perlindungannya sangat lemah,
Teman-teman. Tapi dengan pernyataan Pir Langga itu semuanya sudah terjawab,
Teman-teman. Dan kita bisa menjadi tenang, Teman-teman. Granted-nya ya
pemerintah kita, grantednya ya panglima perang dagang kita, Teman-teman.
Presiden PBO dan timnya. Ya, menurut Pak Erlangga,
penggunaan data pribadi itu dalam koridor hukum RI, Teman-teman. Jadi
kalau seperti ini agak tenang kita, Teman-teman. Kalau itu hukum AS,
Teman-teman, wah itu jadinya lain lagi ceritanya, Teman-teman. ee data tersebut
tentu terus diawasi oleh otoritas Indonesia yang ee juga berdasarkan
kehati-hatian dan berdasarkan hukum nasional tentang perlindungan data
pribadi. Dan pemerintah memastikan bahwa data ini dilakukan dalam ee kerangka
yang secure, reliable, dan data governance. Dan untuk itu sudah 12
perusahaan Amerika Serikat mendirikan data center di Indonesia. Jadi artinya
mereka juga sudah comply dengan regulasi yang diminta oleh ee Indonesia yaitu
mulai dari AWS Amer eh
Amazon Web Service itu ada di Jawa Barat. Kemudian Microsoft juga sudah
ada. Equinix itu di Jakarta juga sudah ada. Nanti untuk collocation ada Connex
di Jawa Barat, Oracle sedang bicara di Batam itu juga sekarang ee kolokasi di
day one, tetapi mereka akan ekspansi ee yang mereplikasi yang ada di Johor. Jadi
mereka menargetkan investasi bisa sampai dengan 6 miliar dolar.
Kemudian juga ee terkait dengan eh kolokasi bersama digital infrastructur
Google Cloud dengan data center WCK di Jakarta, kemudian ada Cloud Fair,
kemudian Brace, adapun anaplan unlimited ini seluruhnya bekerja sama dengan AWS.
Bahkan ee kalau kita lihat di Nongsa Digital Park itu sudah ada eh AI data
center itu eh GDS. Jadi artinya di situ kita sudah berbicara mengenai
crossborder eh data secara dengan protokol tertentu dan dengan negara yang
ee kita anggap reliable ataupun trusted partner istilahnya. dan ASEAN sudah
mendorong yang namanya Deva Digital Economic Framework agreement. Nah, salah
satu kan juga mengenai payment system. Nah, payment system yang termasuk di
dalamnya Kris itu pasti ada eh crossborder data karena untuk mencegah
fraud. Nah, itu menjadi penting eh agar tidak terjadi fraud untuk eh small and
medium enterprise. Nah, yang paling penting adalah nomor
satu itu adalah juridiksi, Teman-teman. Dari pernyataan-pernyataan Pak Erlangga
juga rilis dari Washington itu, Teman-teman. Ternyata yurisdikus untuk
data itu tetap memakai yang namanya hukum dan aturan yang berlaku di RI. Ini
kita bisa tenang, Teman-teman. Jadi kalau ada apa-apa pemerintah kita itu
bisa memproses. kian juga ee terkait dengan ee lokal konten ataupun TKDN ini
terbatas pada produk e telecommunication information dan communication, data
center, alat kesehatan, dan tetap ee memenuhi peraturan impor yang dilakukan
oleh Kementerian Teknis dan juga terkait dengan ee pengakuan terhadap sertifikasi
daripada otoritas ee pengobatan atau kesehatan atau FDE. Nah, ini pernah kita
lakukan terkait mekanisme ini pada saat COVID kita bisa menerima ee vaksin yang
dikeluarkan oleh ee negara lain, negara barat seperti mulai dari Astrazeneca
sampai Pfizer berbasis kepada FDA masing-masing yang langsung dengan
protokol WHO ee BPOM bisa menerima dan distribusikan kepada masyarakat.
Kesimpulannya sebagai penutup kita hari ini, kita harus bersyukur sebetulnya
Presiden Prabowo sebagai panglima perang dagang RI ya itu mau mendisclosure
teman-teman, mau segera menjelaskan apa sih klausula-klausula yang disepakati
bersama dengan AS. Ohoh 1% Prabowo itu bisa pickpok teman-teman. Dia bisa masuk
ke pasar e Asia, Euro Asia itu bisa dia masuki. Dia bisa masuk ke brick, dia
bisa masuk ke Uni Eropa. Jadi dia tidak memihak satu poros, Teman-teman. Dia
benar-benar menjalankan kaa Bandung itu dengan seksama, Teman-teman. Bebas aktif
itu benar-benar dipraktikkan dalam pergaulan geoekonomi R, Teman-teman.
Buktinya dengan Trump juga bisa dia melakukan lobi tanpa harus kena palak
yang sangat parah, Teman-teman. Seperti counterpart lainnya. Bahkan tadi apa
yang disampaikan Pak Erlangga ya, Bangladesh itu sampai habis-habisan.
Padahal ini juga pesaing RI, Teman-teman. Vietnam juga kena,
Teman-teman. Transiping itu berat. Yang sejatinya teman-teman, perang dagang ini
sebetulnya bukan AS lawan RI, bukan sejatinya teman-teman, tapi sejatinya
adalah AS ini ingin mempertahankan hegemoninya dari kemajuan maupun
gempuran ekonomi dari China teman-teman. Itu sebetulnya
titik poinnya itu ada di situ sebetulnya. Kemudian dia melebar,
Teman-teman, ke mana-mana. Udah enggak lihat teman, enggak lihat sahabat.
Demikian dulu dari mimin, Teman-teman. Mohon maaf apabila ada kesalahan dan
kekeliruan. Silakan teman-teman yang punya opini atau pendapat lain sampaikan
di kolom komentar. Semoga itu bisa memperkaya wawasan kita bersama. Terima
kasih teman-teman. Salam

Tak sama dengan pemimpin lainnya diplomasi Presiden sukses sebab hasilnya Beda begitu diatasi Presiden Prabowo AS langsung mau investasi ke RI bahkan Gak ngira pemimpin India Japan dll yang melakukan negosasi dengan Presiden AS ternyata buat RI tarif bisa nol persen tak hanya itu soal TKDN & data juga klir sehingga masyarakat bisa tenang..hal ini bisa terjadi karena Presiden Prabowo piawai berdiplomasi dengan hanya via telpon saja Presiden Donald Trump memberikan banyak kompensasi bagi RI beda dengan pemimpin lainnya yang bahkan sudah berdatangan ke Gedung Putih seperti Presiden Marcos, PM Modi juga PM Ishiba namun yang terjadi mereka justru diminta berinvestasi ke AS seperti halnya Jepang yang harus investasi ke AS mencapai 500 Bilion Dollar bahkan Jepang harus membuka pasar berasnya yang selama ini mereka proteksi untuk AS.. tak hanya itu PM India malah justru akan dikenakan tarif berlapis yaitu 27% ditambah sangsi sekunder 50% karena membeli minyak Rusia

Sedangkan untuk RI menurut menko Airlangga, Presiden AS justru bersedia menurunkan tarif lebih rendah dari 19% hingga 0% persen bagi RI sementara para pemimpin lainnya yang datang ke Gedung Putih justru mendapatkan penurunan tarif lebih sedikit sehingga Beda,Diatasi Presiden Prabowo AS Inves,Gak Ngira India Japan Dll Buat RI Tarif Bs Nol|TKDN Data Klir setelah memicu kekhawatiran warga sebab data pribadi sangat penting.. dengan penjelasan Menko Airlangga

kita bisa mengerti jika semua dikerjakan sesuai aturan di Yurisdiksi RI bukanlah AS apalagi menurutnya banyak perusahaan AS dibidang pengelolaan data bersedia pindah ke wilayah RI, begitu juga ke khawatiran tentang TKDN atau lokal konten dapat dijelaskan dengan baik yang mana ternyata tak semua produk AS mendapat kelonggaran TKDN hanya terbatas beberapa jenis produk saja sebaliknya Administrasi Donald Trump justru ingin berinvestasi ke RI

yang menurutnya ada beberapa perusahaan yang siap membangun usahanya di RI tahun ini, memang jika di bandingkan dengan negara lain seperti Filipina, Jepang serta India apa yang diterapkan pada RI sangat lebih ringan bahkan Presiden Donald Trump tak masalah mengurangi tarif bea masuk bagi Produk RI yang tak bisa AS memproduksinya seperti Kopi, Kakao serta beberapa mineral tambang hal ini lain dengan yang terjadi bagi Jepang misalnya

yang mendapat penurunan 10 poin namun Jepang di haruskan mendirikan pabrik di AS hingga sebanyak lebih dari 500 Biliion Dollar yang mana PM Ishiba harus menghadapi realitas harga tenaga kerja di AS jauh lebih mahal daripada di Jepang hal ini tentu mengurangi efesiensi perusahaan mereka bahkan Trump meminta Jepang agar membuka pasar Berasnya bagi beras AS hal ini cukup berat sebab Jepang memiliki budaya perberasan yang sangat tinggi,

juga Jepang terpaksa harus mengurangi rencana impor beras yang lebih terjangkau seperti dari kawasan Asean, mereka dihadapkan dengan beras AS yang sangat mahal serta bisa mengikis devisa Jepang sementara untuk PM Modi yang sudah sempat datang ke Washington Trump malah tak menurunkan tarif tetap di 27% bahkan India di beri tambahan tarif sebagai sangsi sekunder lantaran membeli minyak dari Rusia sebanyak 50%,

hal ini tentu akan mengguncang ekonomi India apalagi pintu negosiasi semakin terbatas waktunya disatu sisi mereka harus menekan Rusia menghentikan aksinya pada Ukraina yang sejatinya sulit dilakukan India